Senin, 15 November 2010

KENAPA TIDAK MENCOBA BERWIRAUSAHA?????

Hobi dan keterampilan bisa dimanfaatkan untuk memulai usaha. Contohnya?

Punya usaha (bisnis) sendiri? Itu memang keinginan banyak orang, termasuk para wanita. Apalagi di zaman serba mahal seperti sekarang. Punya usaha untuk menambah penghasilan keluarga tak pelak menjadi dambaan para wanita, utamanya ibu rumah tangga.

Masalahnya, memulai usaha bukanlah sesuatu yang mudah. ”Mau usaha apa ya? Bingung deh,” begitu kalimat yang kerap meluncur dari bibir Riyanti, ibu rumah tangga yang telah sejak lama ingin berbisnis. Tapi rupanya, meski tahun demi tahun berganti, ibu dua anak ini tak kunjung menemukan jawaban dari pertanyaan itu. Mudah-mudahan, saran dari perencana keuangan, Mike Rini, berikut ini bisa membantu Riyanti dan para ibu lainnya untuk memulai usaha.

Menurut Rini, wanita memang harus berani melakukan sesuatu untuk menambah penghasilan keluarga. Apalagi di saat ekonomi sulit seperti sekarang. ”Ibu-ibu rumah tangga harus mempunyai penghasilan sendiri. Besar atau kecil nominalnya, itu nomor sekian yang penting dengan usaha tersebut ada kemandirian dari ibu-ibu rumah tangga,” papar Mike. Tak perlu muluk-muluk dengan langsung membuka usaha berskala besar. Pilih saja usaha rumahan. Usaha ini lebih murah, tidak perlu menyewa tempat, dan Anda masih bisa menangani urusan rumah tangga.

Bagaimana caranya memulai bisnis rumahan ini? Ibaratkan saja bisnis ini seperti bernapas, makan, dan mandi. Maksudnya, kata Mike, jadikan bisnis ini sebagai kegiatan rutin sehari-hari, sebagaimana pekerjaan rumah tangga. Contohnya, berjualan makanan yang Anda masak sendiri. Bisa juga memilih bisnis yang dilatarbelakangi oleh hobi atau keterampilan Anda, semisal: menjahit, berkebun, merangkai bunga, membuat pernak-pernik, dan lainnya. Anda yang terampil menjahit, bisa membuka jasa menjahit baju atau membuka butik yang menjual busana-busana hasil kreasi Anda. Suka berkebun? Membuka nurseri mungkin cocok untuk Anda. Lain lagi jika Anda hobi memasak. Membuka jasa katering bisa jadi pilihan yang menjanjikan.

Modal
Pilihan usaha sudah ditentukan. Tapi, bagaimana dengan modalnya? Syukur-syukur suami bersedia membantu. Jika keuangan suami tak memungkinkan, modal awal bisa diambil dari tabungan. Tabungan juga tak mencukupi? Mike menyarankan untuk menyisihkan sejumlah dana dari anggaran belanja. Bila jurus inipun tak bisa dilakukan karena serba mepet, mau tak mau Anda harus bekerja sama dengan orang lain.

Bisa juga Anda mengalihkan bisnis bukan dalam bentuk produk melainkan jasa. Pilihannya cukup beragam, semisal menjadi babysitter, guru les, menerima order menjahit, dan lainnya. Keunggulan dari bisnis jasa adalah tak memerlukan modal besar. ”Paling ongkos pulang pergi ke tempat tujuan. Untuk promosi, bisa dari mulut ke mulut, malah ada juga yang menempelkan pengumuman di sekolah, tembok atau pohon.”

Terkadang, seseorang memiliki modal tapi hanya sedikit. Sebutlah misalnya, kurang dari Rp 1 juta. Bisa apa dengan uang sejumlah ini? Jangan kecil hati dulu. Menurut Mike, banyak pilihan bisnis dengan modal di bawah Rp 1 juta. Misalnya, menjual gorengan, bubur kacang hijau, masakan matang, bisnis multi level marketing (MLM), dan lainnya.

Bisnis seperti ini memang sudah ditekuni banyak orang. Artinya, tingkat persaingan sangat ketat. Tapi, jangan takut dengan persaingan. ”Jadikan persaingan sebagai kompetisi yang sehat dan membuat para ibu makin kreatif,” ujar Mike. Jika Anda berbisnis makanan, ciptakan masakan dengan resep yang berbeda dibandingkan yang lain. Bentuk, kemasan, dan penyajian juga harus dibuat semenarik mungkin. Jangan lupakan pula pelayanan yang baik agar pembeli senang.

Ketika mulai berbisnis, utamanya mereka yang bermodal kecil, kerapkali disergap rasa malu. Muncul pula kecemasan jika usahanya gagal atau merugi. ”Singkirkan pikiran seperti itu. Namanya usaha pasti ada untung-rugi. Kalau usaha gagal, mungkin Anda akan malu. Itu wajar. Tapi mengapa harus malu, toh Anda bukan maling atau koruptor,” kata Mike bersemangat. Bila dijalankan dengan baik, bisnis rumahan bisa balik modal dalam waktu dua tahun. Bila dalam waktu dua tahun, modal belum juga kembali, artinya ada sesuatu yang harus diperbaiki. Cobalah introspeksi diri di mana kesalahannya. Nah, kini Anda sudah siap berbisnis, bukan?

sumber : Republika

Tidak ada komentar:

Posting Komentar